BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dengan ini kita dapat mengetahui
dan memahami bentuk tes benar dan salah adalah pernyataan yang mengandung dua
kemungkinan jawaban, yaitu benar atau
salah. Jadi kita harus benar - benar memahami dengan baik soal tersebut soal tersebut. Sebagai pengajar atau guru
harus bisa mengukur hasil belajar yang lebih konpleks dan berkenaan dengan
aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Mengenai jumlah alternative jawban
sebenarnya tidak ada aturan baku. Guru bisa membuat 3, 4 atau 5 alternatif
jawban. Semakin banyak semakin bagus. Hal ini yang dimaksudkan untuk mengurangi
faktor menebak (chance of guessing), sehingga dapat meningkatkan vadilitas
dan reabilitas soal.
B.
Rumusan
masalah
a)
Bagaiman
cara mengetahui soal benar – salah
b)
Apakah
guru harus mengetahui kemampuan peserta didknya
c)
Kenapa
jumlah alternatif jawaban tidak harus
baku
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Benar
Dan Salah ( True – False, Oryes – No )
Bentuk tes
benar dan salah ( B- S ) adalah pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Peserta
didik diminta untuk menentukan pilihannya mengenai pertanyaan – pertanyaan atau
peryataan – pernyataan dengan cara seperti yang diminta dalam petunjuk
mengejakan soal. Salah satu fungsi bentuk soal benar atau salah adalah untuk
mengukur kemampuan peserta didikdalam membedakan antara fakta dan pendapat.[1]
Menurut
Gronlund dan Linn ( 1985 ) bentuk true – false items ini pada umumnya digunakan untuk mengukur
kemampuan mengidentifikasi kebenaran pernyataan tentang suatu fakata, difinisi
suatu istilah, pernyataan suatu prinsip
dan yang sejenisnya. Selain berbentuk jawaban benar – salah, juga dapat
digunakan bentuk jawaban yes – no ( ya – tidak ).
Berikut ini terdapat sejumlah
pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban, benar atau salah. Guru diminta untuk memilih
disetiap pernyataan tersebut, benar atau salah. Jika benar tulis tanda tambab (+
). Sebaliknya jika salah tulis tanda (0) di depan masing- masing pernyataan
itu. Nomor 1dan 2 adalah contoh bagaimana cara mengerjakan soal – soal
selnjutnya.
1)
+ :
Surat Al-fatiha termasuk almakiyyah
2)
: surat Al-fatiha juga bisa dikatakan ummul
kitab dan ummul qur’an.
3)
0 :
nun mati bertemu dengan huruf alif hukumnya ikhfa.
4)
: nun mati bertemu ta’ hukumnya izhar.
Berikut ini
contoh soal yang jawabannya berbentuk ya atau tidak.
إقرأ الفقره الآتية ثم أجب بنعم او لا................!!!
يستيقيظ
احمد مبكرا عند الفجر. يصلى الفجر فى المسجد, احمد لاينام بعد صلأة الفج. هو يقرأ
القرأ. يذهب الى المدرسه بالحافلة السا عة السابعة. يو العطلة, يستيقيظ مبكرا
أيضا, يوم الجمعة فى الصباح, يقرأ صحيفة أو كتابا, ويصلى فى المسجد
يستيقيظ
أ حمد مبكرا1
يوم
الجمعه يقرأ صحيفة أو كتابا2
يصلى
أحمد الفجر فى البيت 3
يصلى
أحمد الجمعة فى المسجد الكبر4
أحمد
ينام بعد صلأة الفجر5
أحمد
مهندس6
يذهب إلى
المدرسة بالسيارة.7
Ø Kebaikan
tes benar atau salah, antara lain:
a) Mudah
disusun dan dilaksanakan
b) Dapat
mencakup materi yang lebih luas.
c) Dapat
dinilai dengan cepat dan obyektif
d) Banyak
digunakan mengukur fakta- fakta dan frinsif.
Ø Kelemahan
tes benar atau salah. Antara lain:
a) Ada
kecendrungan peserta didikmenjawab coba –coba.
b) Pada
umumnya mempunyai derajat vadilitas dan realibilitas yang rendah
c) Sering
terjadi kekaburan.
d) Dan
terbatas mengukur aspek pengetahuan saja.
Ø Beberapa
petunjuk praktis dalam menyusun soal bentuk benar – salah, yaitu:
a)Dalam
menyusun item bentuk benar – salah ini hendaknya jumlah item cukup banyak,
sehingga dapat dipertanggung jawabkan.
b)
Jumlah item yang
benar dan salah hendaknya sama
c)Berilah
petunjuk cara mengerjakan soal yang jelasdan memakai kalimat yang sederhana.
d)
Hindarkan
pernyataan yang terlalu umum, konplek, dan negative.
e)Hindarkan
penggunaan kata yang dapat membri petunjuk tentang jawabanm yang dihendaki.
Misalnya, biasanya, umumnya, selalu.[2]
B.
Pilihan
Ganda; ( multiple – choce )
Soal
tes bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang
lebih konpleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Soal tes bentuk pilihan ganda terdiri pembawa
pokok persoalan dan pilihan jawaban. Pembawa pokok persoalan dapat dikemukakan
dalam bentuk pertanyaan dan dapat pula dalam bentuk pernyataan ( statement )
yang belum sempurna yang sering disebut stem, sedangkan pilihan jawaban
itu mungkin berbetuk perkataan, bilangan atau kalimat yang disebut option.
Pilihan jawaban terdiri atas jawaban yang benar atau yang paling benar,
selanjutnya disebut kunci jawaban dan kemungkinan jawaban salah yang dinamakan
pengicoh, ( distractor atau decoy atau failis), tetapi memungkinkan seorang
memilihnya apabila tidak mengusai yang tidak ditanyakan dalam soal.
Mengenai
jumlah alternative jawban sebenarnya tidak ada aturan baku. Guru bisa membuat
3, 4 atau 5 alternatif jawban. Semakin banyak semakin bagus. Hal ini yang dimaksudkan
untuk mengurangi faktor menebak (chance of guessing), sehingga dapat
meningkatkan vadilitas dan reabilitas soal.
Menurut
Gronlund (1981) “ alternatif jawaban empat kurang baik dengan yang lainnya.
Makin banyak alternatif jawaban, semakin kecil kemungkinan peserta didik
mereka. Adapun kemampuan yang dapat diukur oleh bentuk soal pilihan ganda,
antara lain:
§ Mengenal
istilah
§ Fakta
§ Prinsip
§ Metode
§ Dan
prosudur
Mengdentifikasi penggunaan fakta dan prinsip; menafsirkan
sebab akibat; dan menilai metode dan prosudur. Ada beberapa jenis tes bentuk
piliha ganda, yaitu:
1.
Distracters
2.
Analisis
hubungan antara hal
3.
Variasi negatif
4.
Variasi berganda
5.
Variasi yang
tidak lengkap
Sementara itu, Mosier, Myers, Price, dalam P. A. Bott (
1996 ) mengemukakan 14 tipe pertanyaan dengan menggunakan bentuk pilihan ganda,
yaitu:
1.
Pertanyaan yang
berkaitan dengan definisi
2.
Pertanyaan yang
berkaitan dengan tujuan
3.
Pertanyaan yang
berkaitan dengan kasus
4.
Pertanyaan yang
berkaitan dengan pengaruh
5.
Pertanyaan yang
berkaitan dengan asosiasi
6.
Pertanyaan yang
berkaitan dengan recognition of error.
7.
Pertanyan yang
berkaitan dengan indentifikasi kesalahan
8.
Pertanyaan yang
berkaitan dengan evaluasi
9.
Pertanyaan yang
berkaitan dengan membedakan
10.
Pertanyaan yang
berkaitan dengan kesamaan
11.
Pertanyaan yang
berkaitan dengan susunan
12.
Pertanyaan yang
berkaitan dengan susunan yang tidak lengkap
13.
Pertanyaan yang
berkaitan dengan prinsip umum
14.
Pertanyaan yang
berkaitan dengan subjek controversial
v Kebaikan
soal bentuk pilihan ganda, antara lain:
a.
Cara penilaian
dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan objektif
b.
Kemungkinan
peserta didik menjawab dengan terkaan dapat dikurangi
c.
Dapat gunakan
untuk menilai kemampuan peserta didik dalam menjenjang kemampuan kognitif
d.
Dapat digunakan
berulang – berulang
e.
Sangat cocok
untuk jumlah peserta tes yang banyak
v Adapun
kelemahan dalam tes pilihan ganda, antara lain:
a.
Tidak dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan verbal dan pemecahan masalah
b.
Penyusunan soal
memang benar – benar baik membutuhkan waktu lama
c.
Sukar menentukan
alternatif jawaban yang benar – benar homogeny, logis, dan berfunsi
v Beberapa
petunjuk praktis dalam menyusun soal bentuk pilihan ganda
a.
Harus mengacu
kepada kopotensi dasar dan indicator soal
b.
Berilah petunjuk
mengerjakannya dengan jelas
c.
Jangan memasukan
materi soal yang tidak relevan dengan apa yang sudah dipelajari peserta didik
d.
Pernyataan pada
soal seharusnya merumuskan persoalan yang jelas dan berarti
e.
Pernyataan dan
pilihan hendaknya merupakan kesatuan kalimat yang tidak terputus
f.
Alternatif harus
harus berfunsi, homogeny dan logis
g.
Panjangnya
pilihan pada suatu soal hendaknya lebih pendek dari pada itemnya
h.
Usahakan agar
pernyataan dan pilihan tidak mudah diasosiasikan
i.
Alternatif
jawaban yang betul hendaknya jangan sistimatis
j.
Harus diyakini bahwa hanya ada satu jawaban
yang benar[3]
C.
Bentuk
Melengkapi Tes Yang Kosong (Completion)
Soal
bentuk melengkapi seringkali disebut dengan tes isian singkat atau
menyempurnakan. Pada tes bentuk ini testi diminta untuk melengkapi pokok
masalah (soal) dengan cara mengisi titik-titik atau tempat kosong sebagai
pelengkap kalimat dalam soal. Jadi soal bentuk melengkapi ini disajikan dalam
bentuk pernyataan (bukan pertanyaan) yang kalimatnya belum selesai.
Melengkapi dalam tes ini, siswa harus
melengkapi rumpang dengan sebuah kata atau frase. Misalnya,
Kita mempunyai ____ mata dan satu
hidung. Kita berjalan dengan dua _____.
Untuk mengetes keterampilan membaca dan
keterampilan menulis, jawaban untuk rumpang kosong pada soal melengkapi
sebaiknya dapat ditemukan dalam bacaan atau berupa kata yang sering ditemukan
yang tidak menimbulkan kesukaran dalam ejaan. Untuk mengetes grammar kadang kita
membutuhkan dua rumpang kosong, namun konteks tetap harus diberikan. Misalnya,
Our teachers ____ _____ in front of the
class while we are sitting on the chairs.
Kata atau frase yang digaris bawahi
untuk membantu siswa mengisi rumpang kosong. Namun demikian, jika penguasaan
bahasa siswa makin bagus, teknik seperti itu bisa ditinggalkan dan diganti
dengan yang lebih alami dan lebih kompleks, seperti:
He asked me for money,
_____ I would not give him any.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Guru diminta
untuk memilih disetiap pernyataan tersebut, benar atau salah. Jika benar tulis
tanda tambab (+ ). Sebaliknya jika salah tulis tanda (0) di depan masing-
masing pernyataan itu. Nomor 1dan 2 adalah contoh bagaimana cara mengerjakan
soal – soal selnjutnya.
Makin banyak alternatif jawaban,
semakin kecil kemungkinan peserta didik mereka. Adapun kemampuan yang dapat
diukur oleh bentuk soal pilihan ganda, antara lain:
§ Mengenal istilah
§ Fakta
§ Prinsip
§ Metode
§ Dan prosudur
Untuk
cara mengisi soal yang kosong siswa harus benar paham denga kalimat yang
tertulis. Jadi soal bentuk melengkapi
ini disajikan dalam bentuk pernyataan (bukan pertanyaan) yang kalimatnya belum
selesai.
DAFTA PUSTAKA
Zaenal
Arifin, M.Pd. “Evaluase Pembelajaran”, PT Remaja Rosdakarya Bandung. (Oktober
2009 ). Hal. 135 – 136
M. amin, M. Pd: “Evaluasi Dalam Pembelajaran Bahasa
Arab”, MISYKAt Cet, Malang. (
September 2006 ). Hal. 120 - 122
Tidak ada komentar:
Posting Komentar